laman

Selasa, 22 Maret 2011

Maen Zakai, Hayuks

Anda punya permainan monopoli di rumah atau maniak monopoli. Permainan itu kini memiliki saingan baru. Bila monopoli mengajarkan kita untuk kaya, kaya, dan kaya. Siapa bermodal besar, maka akan berpenghasilan besar. Barang siapa miskin, maka akan kesulitan mendapatkan kekayaan. Saya bisa katakan kalau monopoli adalah permainan kaum kapitalis.

Pesaing baru monopoli, adalah ZAKATI. Zakati adalah sebuah permainan anak anak-anak usia 11 – 18 tahun, yang dirancang agar dapat merangsang tumbuh berkembangnya kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual. Konsep permainan ini adalah setiap pemain agar gigih berusaha untuk memiliki usaha sebanyak-banyaknya dan memiliki penghasilan yang besar agar dapat memperbanyak shodaqoh, infak dan zakat. Para pemain dituntut kemampuannya mengatur finansial dalam bertransaksi untuk memiliki usaha, menyewakan, menjual, dan bershodaqoh. Yang pada akhirnya menjadi pengusaha yang dermawan.

Jauh berbeda dengan monopoli, Zakati mengajarkan kita untuk memperbesar shodaqoh, Infak, dan zakat. Siapa pemain yang punya harta paling banyak, maka dia akan punya kewajiban berzakat lebih besar. Di monopoli, pemenang adalah yang bisa membuat miskin lawan mainnya, di Zakati pemenang adalah pemain yang berzakat paling besar, dan mensejahterakan pemain lain.

Anda penasaran??

Apa Artinya Separuh Korma?

Nabi SAW Bersabda, “Barangsiapa diantara kalian mampu berlindung dari neraka walau hanya dengan separuh korma, maka hedaklah ia melakukannya (bersedekah)”. –Shahih Muslim

Separuh korma, Apalah artinya sebutir atau separuh korma? Yaa, sebuah ukuran yang kita tahu begitu kecil untuk direalkan dan sedikit pula untuk dinominalkan. Saya yakin orang yang tak punya (miskin) sekalipun masih bisa membeli/mencari dan memberikannya kepada orang lain dengan seukuran ini. Dan saya yakin seyakin yakinnya bagi orang yang berpunya (punya duit) jangankan separuh atau sebiji kurma, bahkan sepuluh trukpun terasa ringan untuk diberikan kepada orang lain yang membutuhkannya. Dengan ukuran yang sekecil paruh korma tadi Rosullullah SAW menganjurkan kita untuk bersedekah. Demi menghindarkan diri kita dari siksa api neraka. Dengan nominal yang kecil tersebut mestinya tak ada orang yang kesulitan untuk mengeluarkannya. Sehingga tinggalkan beragam alasan untuk tidak berbuat kebaikan. Jangan pernah meremehkan amalan kebajikan sekecil apapun apalagi enggan dan malu untuk melakukan kebaikan. Karena Allah subhanahuwata’ala, Rabb kita, tak pernah membiarkan kebaikan sekecil apapun berlalu tanpa balasan.

Jumat, 18 Maret 2011

Aku dimakamkan hari ini.....

Perlahan, tubuhku ditutup tanah,
perlahan, semua pergi meninggalkanku,
masih terdengar jelas langkah langkah terakhir
mereka aku sendirian, di tempat gelap yang tak pernah terbayang,
sendiri, menunggu keputusan...

Istri, belahan hati, belahan jiwa pun pergi,
Anak, yang di tubuhnya darahku mengalir, tak juga tinggal,
Apatah lagi sekedar tangan kanan, kawan dekat,
rekan bisnis, atau orang-orang lain,
aku bukan siapa-siapa lagi bagi mereka.

Inilah jalanku

“orang-orang barat kesulitan menemukan literature tentag islam karena sejak adanya perang salib, telah terjadi konspirasi tutup mulut dan pemutar balikan fakta tentang islam di sana”
Muhammad john Webber ( Ketua dari English Muslim Mussion )

Sungguh benar ketika aku menemukan info tertulis tentang islam di tahun 1990 (sebelum adanya internet), aku tak menemukan satupun hal yang baik tentang islam. Semua sumber yang ada sudah dipenuhi dengan hal-hal negative yag cukup membuat orang-orang barat jijik.

Peluk Aku Saudaraku…..

Seorang remaja, sebut saja taftazani, tertegun, kikuk, dan serba salah. Dia merasa seperti orang asing, di tengah-tengah sekumpulan laki-laki lain seperti dirinya.
Sebagai muslim yang sedang mulai melek syariat, dia memang sedang haus-hausnya akan ilmu agama yang lurus. Meski harus berjibaku denga rasa sungkan untuk hadir di majeis taklim itu, ia paksakan diri juga. Dengan sedikit ragu, ia masuk keruag ikhwan, di masjid sebuah ma’had di kotanya.

Setelah dapat duduk dan berbasa-basi sebentar dengan kiri kanan, ia mulai berkonsentrasi menyimak materi. Di tengah kajian, ada semacam kegelisahan berkecamuk dalam jiwanya. Kesejukan hati dari siraman rohani, sedikit terganggu dengan keresahan yang masuk pelan, menohok perasaan. Keresahan, yang bias disebut sebagai keganjalan, kenapa di tengah suasana seramai itu justru ia merasa sendiri?
Benar, di siang yang terik itu, ia merasa bagai mahluk di planet lain. Beragam pertanyaan menyesaki pikirannya. Bukankah kita berada disini, dalam acara yang sama, dengan niat dan tuuan yang tak berbeda? Kenapa aku tak bisa merasa nyaman seperti ikhwan-ikhwan itu, yang asyik bergerombol dengan sesame kawannya?
Pada poin ini, ia baru muai menyadari kenapa muncul perasaan ini. Penampilannya, sangat berbeda dengan kebanyakan mereka. Dengan celana jin banyak saku, kaos panjang dengan gambar dan tulisan “skypunk”. Hmm ia benar-benar jadi bintang tamu di acar itu.