laman

Rabu, 16 November 2011

Kala Senja

oleh : tera Chibonk

Segumpal rasa takut ini tidak bisa begitu saja retak dan hancur hanya dengan sebuah kata hiburan atau seuntai kata motivasi dari orang yang belum bear-benar memahami perasaan ini. Tentu saja mereka tidak akan dengan mudah merasakan apa yang ku rasa. Kala senja ini aku perlahan mulai merasa semakin kurang dapat melihat indahnya bunga, semerbaknya wangi bunga dan sedapnya rasa makanan.

Aku terigat pada Murni. Dia adalah wanita sempurna, yang masih ada utuh di relung hatiku. Aku megusap bingkai berisikan fotoku dengan Murni. Ia terlihat anggun di foto abu-abu yang sudah tergantug kurang lebih empat puluh tahun di kamarku. Setiap aku terjaga dari lelapku, aku akan menemukan wajah ayunya menyapaku dengan kehangatan yang dipancarkan hanya dengan senyuman manis fotonya. Cintaku padanya, abadi. Ini bukan rayuan gombal seperti pada saat aku dulu menggodaya pertama kali bertemu di sebuah jalan setapak yang meghubugkan kampungku dan kampungnya. Aku akan tersenyum mengingat semuanya.

“Murni, aku harap

Selasa, 15 November 2011

Dosa, Kejahatan dan Maksiat

oleh Ruzbihan Hamazani

1.

Dalam konteks masyarakat plural seperti Indonesia, tampaknya pengertian tentang "dosa", "kejahatan" dan "maksiat" harus dipahami ulang sehingga tidak menimbulkan gangguan dalam hubungan sosial antaragama. Tulisan pendek ini mencoba memberikan tafsiran baru atas tiga istilah itu.

Dosa selama ini dipahami oleh umat Islam sebagai pelanggaran atas aturan-aturan yang telah ditentukan oleh agama. Contoh-contoh berikut ini bisa menjadi semacam ilustrasi. Jika seseorang tak melaksanakan salat Jumat, atau salat lima waktu sebagaimana diwajibkan oleh ajaran Islam, maka ia telah berdosa. Seoerang yang tak berpuasa, dia berdosa. Seorang tak tak membayar zakat fitrah, ia berdosa. Seseorang yang menghardik orang-tuanya, ia berdosa. Begitu pula jika seseorang mencuri atau membunuh orang lain, maka ia juga berdosa. Seseorang yang menyerobot tanah tetangganya, ia berdosa. Begitu seterusnya.

Pemahaman seperti

baik=benar?

Apa yg kelihatan baik belum tentu benar adanya

Suatu sore, seorang pemuda datang ke sebuah restoran yang menjual ayam goreng dan membeli 9 potong ayam. Ia membawa ayam gorengnya ke taman, untuk dinikmati bersama kekasihnya di bawah sinar rembulan yang romantis.
Ketika membuka bungkusan ayam goreng itu, pemuda itu terkejut. Bukan ayam yang didapatinya, melainkan uang hasil penjualan restoran itu sebanyak 9000 dollar. Pemuda itu kemudian mengembalikan uang itu dan meminta ayam goreng sebagai gantinya.

Pemilik restoran, merasa kagum atas kejujuran si pemuda, menanyakan namanya dan mengatakan hendak menelpon wartawan surat kabar dan stasiun televisi agar membuat cerita tentang si pemuda. Ia akan menjadi pahlawan, sebuah contoh nilai kejujuran dan moral yang akan mengilhami yang lain!

Namun

Berharap Surga

Sholat dhuha cuma dua rakaat, qiyamullail (tahajjud) juga
hanya dua rakaat, itu pun sambil terkantuk-kantuk.
Sholat lima waktu?
Sudah jarang di masjid, milih ayatnya yang pendek-pendek pula...
Tanpa doa, dan segala macam puji untuk Allah,

Dilipatlah sajadah yang belum lama tergelar itu.Lupa pula dengan sholat rawatib sebelum maupun sesudah shalat wajib.Satu lagi, semua di atas itu belum termasuk catatan:..... "Kalau tidak terlambat" atau "Asal nggak bangun kesiangan".
Dengan sholat model begini, apa pantas mengaku ahli ibadah?

Padahal Rasulullah

Senin, 14 November 2011

Kurban, Korban, dan Pengorbanan

sebuah cerpen ditulis oleh : Aprilia Fitriyani (B.Indonesia 2008)


Kidung-kidung azan bersenandung merdu dari ufuk barat ke ufuk timur. Pagi ini kami telah menyiapkan semuanya. Peralatan penyembelihan hewan, timbangan, kantong-kantong plastik, hingga sistem pengambilan hewan kurban pun telah fiks didiskusikan. Syafira, Bu Kulsum, dan Kholik  siap menjadi tim pembagian di depan. Sementara itu, Pak Jumri dan kawan-kawan bertugas menyembelih, memotong, menimbang, hingga membungkus hewan kurban tersebut. Sedangkan aku dan petugas kepolisian siap mengawasi jalannya acara pembagian hewan kurban

Usai salat Idul Adha, semua panitia bergegas menuju halaman belakang masjid. Di halaman belakang masjid inilah hewan kurban diistirahatkan. Selain diberi penginapan, mereka juga diberi makan dan minum. Agar kesehatannya tetap terjaga, hewan kurban dari beberapa masyarakat yang mampu berkurban ini dicek kesehatannya oleh tim medis dari rumah sakit daerah. Setelah semuanya siap, penyembelihan pun dimulai. “Bismillahirohmanirohim. Allahu Akbar!” Golok tajam Pak Jumri segera memotong urat nadi hewan kurban itu. Darah memancar dan membasahi golok miliknya.

Lagi-lagi.

Minggu, 16 Oktober 2011

Kesendirian Tidak Selalu Mematikan!

Ditulis Oleh: Anne Ahira

Yayan, banyak orang yang tidak menyukai kesendirian, karena waktu yang dilewati terasa lebih panjang dan
melelahkan. 'Sendiri oh sendiri'... Ternyata hal remeh ini bisa menjadi masalah besar bagi sebagian orang!

Apakah Yayan termasuk yang demikian? :-)
Memang, kesendirian seringkali diidentikkan dengan hal yang menakutkan, mengesalkan, bahkan menjadi simbol kesedihan. Namun, jika kita mau membuka pikiran, sebenarnya kesendirian itu tidak selalu mematikan!

Kesendirian bisa memiliki dua makna...

Jumat, 23 September 2011

Dakwah adalah CINTA

Memang seperti itu dakwah. Dakwah adalah cinta. Dan cinta akan meminta semuanya dari dirimu. Sampai pikiranmu. Sampai perhatianmu. Berjalan, duduk, dan tidurmu. Bahkan di tengah lelapmu, isi mimpimu pun tentang dakwah. Tentang umat yang kau cintai.

Lagi-lagi memang seperti itu. Dakwah. Menyedot saripati energimu. Sampai tulang belulangmu. Sampai daging terakhir yang menempel di tubuh rentamu. Tubuh yang luluh lantak diseret-seret. .. Tubuh yang hancur lebur dipaksa berlari.

Seperti itu pula kejadiannya pada rambut Rasulullah. Beliau memang akan tua juga. Tapi kepalanya beruban karena beban berat dari ayat yg diturunkan Allah.
Sebagaimana tubuh mulia Umar bin Abdul Aziz. Dia memimpin hanya sebentar. Tapi kaum muslimin sudah dibuat bingung. Tidak ada lagi orang miskin yang bisa diberi sedekah. Tubuh mulia itu terkoyak-koyak.
Sulit membayangkan sekeras apa sang Khalifah bekerja. Tubuh yang segar bugar itu sampai rontok. Hanya dalam 2 tahun ia sakit parah kemudian meninggal. Toh memang itu yang diharapkannya; mati sebagai jiwa yang tenang.

Dan